Slideshow

Senin, 20 Mei 2013

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL WAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA
NEGERI 1 RENDANG        
 Art Mtr13

Abstract: The Implementation of WAVE Model to Improve Students’ Learning Achievement of Chemistry at SMA Negeri 1 Rendang.This research is a classroom action research involving students of class XI PSIA-1 SMA Negeri 1 Rendang. This study aims to improve student learning outcomes in the cognitive (knowledge), affective (attitude), psychomotor (skills), and describe the response (opinion) on the implementation of student learning model WAVE. The results showed that the implementation of WAVE model could be accepted by the students in order to improve their learning achievement and basic competence. It can be seen from the mean score of the cognitive aspect: 57.81 (34.38%) in the first cycle, 66.88 (53.13%) in the second cycle, and 76.56 (100%) in the third cycle. In the affective aspect, the mean scores are 8.05 (50.00%) under unfavorable category in the first cycle, 10.45 (62.50%) under sufficient category in the second cycle, and 11.97 (75.00%) with good category in the third cycle. In the psychomotor aspect, the mean scores are 8.64 (53.13%) under less high category in the first cycle, 10.66 (59.38%) classified quite high category, and 12.67 (62.50%) under high category. The students’ response in terms of the mean scores show 37.19 (56.25%) categorized less positive in the first cycle, 46.66 (59.38%) categorized positive enough, and 55.84 (65.63%) categorized positive.

Abstrak: Implementasi Pembelajaran Model WAVE untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 1 Rendang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang melibatkan siswa kelas XI PSIA-1 SMA Negeri 1 Rendang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek  kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotor (keterampilan), dan  mendeskripsikan respon (pendapat) siswa terhadap implementasi model pembelajaran WAVE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran WAVE dapat diterima siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dan dapat meningkatkan kompetensi dasar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata aspek kognitif 57,81 (34,38%) pada siklus I, 66,88 (53,13%) pada siklus II dan 76,56 (100%) pada siklus III. Pada aspek afektif  nilai rata-rata 8,05 katagori kurang baik (50,00%) pada siklus I, 10.45 katagori cukup  baik (62,50%) pada siklus II dan 11,97 katagori baik (75,00%) pada siklus III. Pada aspek psikomotor nilai rata-rata 8,64  katagori kurang tinggi (53,13%) pada siklus I, pada siklus II  nilai rata-rata 10,66 katagori cukup tinggi (59,38%) dan pada siklus III nilai rata-rata 12,67 katagori tinggi (62,50%). Demikian halnya dengan respon siswa nilai rata-rata  37,19 katagori kurang positif (56,25%) pada siklus I, di siklus II nilai rata-rata 46,66 ada pada katagori cukup positif (59,38%), dan pada siklus III diperoleh nilai rata-rata 55,84  katagori positif (65,63%). 
 Kata-kata Kunci: Pembelajaran  WAVE, Hasil Belajar


UJIAN NASIONAL SARAT MASALAH
BUKTI CARUT MARUTNYA PENDIDIKAN
(IGN. Mataram)

Tiket untuk menuju masyarakat jujur dan demokratis sudah didepan pintu. Pemerintah dalam setiap tahunnya mengukur tingkat keberhasilan pendidikan melalui ujian.  Ujian nasional kali ini  sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yaitu dengan pemberlakuan 20 paket soal dengan penuh persiapan matang. Ujian yang rencananya dilaksanakan mulai 15–18 April 2013 di tingkat SMA/K gagal dilaksanakan di 11 provinsi di Indonesia. Kegagalan tersebut akan dilaksanakan  mulai tanggal 18, 19, 22, 23 April 2013 untuk SMA/K. Diundurnya pelaksanaan ujian nasional berdampak secara psikologis terhadap mental siswa. Apapun alasannya, yang pasti ujian kali ini sarat masalah dan telah membuat masyarakat kecewa terhadap pemegang kebijakan baik secara teknis dan non teknis untuk mencetak anak bangsa yang tegas dan konsisten. Disamping diundurnya pelaksanaan ujian, juga bagi sekolah yang telah melaksanakannya banyak soal yang kosong, mata pelajaran yang tertukar, lembar jawaban yang rusak, dan banyak lagi yang perlu diantisifasi.  .....................
Setiap pelaksanaan ujian nasional selalu muncul opini negatif dari  berbagai ketimpangan dan ketidakjujuran terhadap dokumen negara yang sangat rahasia tersebut (soal UN). Sebagai dokumen negara yang sangat rahasia seyogyanya semua berpegang pada komitmen, kejujuran, dan tidak egois ingin mempertahankan popularitas diri dengan nilai ujian tertinggi. Ketidakjujuran muncul sebagai akibat dari tanggung jawab sebagai pelaksana kebijakan. Bentuk tanggung jawab yang demikian akan merusak tatanan anak bangsa yang sulit berkembang, pudarnya demokratisasi dan mempunyai sifat menunggu. Pemberlakuan berbagai paket soal telah dilaksanakan namun hasilnya masih tetap diragukan dan sarat masalah, sehingga pemerintah berinovasi dalam memberlakukan 20 paket soal dengan sistem dan format yang benar-benar mengukur kompetensi siswa.  ..............
Dampak yang terjadi dengan sistem ujian kali ini yaitu menjadikan sekolah, masyarakat dan pemerintah daerah harap-harap cemas akan keberhasilannya menghantarkan anak didik menuju pendidikan yang lebih tinggi. .................
Untuk menuju pendidikan berkualitas, seyogyanya tidak harus gonta-ganti paket soal, yang perlu dibenahi adalah sistem pelaksanaannya. Apapun yang menjadi kebijakan pemerintah dalam upaya untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan adalah hal yang patut dilaksanakan sepanjang benar-benar mengukur apa yang harus diukur, dan tidak dijadikan sebagai tameng atas kebijakan menuju popularitas.
Jika dilihat dari kaca mata global,  pemerintah masih setengah hati dan belum siap menjadikan pendidikan berkualitas. Hal tersebut terbukti dari pelaksanaan ujian kali ini sarat masalah dan diundurnya pelaksanaan ujian di sebelas provinsi di Indonesia. Hal ini semestinya tidak terjadi, namun realitanya demikian dan dampaknya adalah menipisnya tingkat kepercayaan masyarakat di dunia pendidikan.  ..................
Menyoal masalah kualitas, didalamnya tidak terlepas dari kisaran tanggung jawab pemerintah terhadap peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk juga peranan masyarakat sebagai pelaku utama pendidikan. .....................
Berbicara masalah pendidikan masa depan, tidak terlepas dari sebuah inovasi ide, gagasan, yang disadari dan diterima  sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok orang untuk diadopsi.  ............. Untuk itu hendaknya menjadikan ujian dengan pemberlakuan 20 paket soal sebagai momentum untuk mencari bibit unggul yang berkualitas disegala jaman. Kedepan diharapkan tidak ada masalah separah pelaksanaan ujian kali ini, semuanya itu sebagai potret dan bercermin dari kegagalan untuk menuai keberhasilan.