Slideshow

Selasa, 30 November 2010

FILTRAT ABU DAPUR X DAUN BLIMBING

FILTRAT ABU DAPUR KURANGI RASA PAHIT PADA DAUN BLIMBING

(Oleh, IGN. Mataram, Guru Kimia SMA Negeri 1 Rendang)

MASALAH  :
  1. Mengapa daun blimbing rasanya pahit, kandungan apa saja yang terdapat pada daun blimbing, zat apa saja  yang menyebabkan bahwa daun blimbing rasanya pahit, bagaimana    hubungannya ketika ditambahkan filtrat abu dapur ?
  2. Apa Komponen  yang  terkandung pada abu dapur, Unsur/senyawa/ion apa yang menyebabkan daun blimbing bisa berkurang rasa pahitnya ketika ditambahkan filtrat abu dapur?
HAMBATAN BELAJAR : 
Kurangnya contoh riil untuk  dapat menjelaskan kepada siswa terkait dengan pokok bahasan Kimia Lingkungan pada sub bahasan   "Zat Aditif pada Makanan"  yang ada kaitannya dengan lingkungan dimana siswa belajar

PROSES PEMBELAJARAN : 
Diawali dengan penjelasan materi (secara teori) tentang Zat Aditif pada Makanan, kemudian Siswa diajak praktik / percobaan langsung di laboratorium yaitu membuat  minuman segar (Bahasa Bali : loloh) dari daun blimbing dengan filtrat abu dapur

Lebih Lanjut, Hubungi : ramgusti@yahoo.com

Senin, 29 November 2010

TIPS dan TRIKS MENJAWAB SOAL UN

TIPS dan TRIKS MENJAWAB SOAL  UN
(KONSEP TRIPRAMANA)

(OLEH : IGN. MATARAM, GURU KIMIA SMAN. 1 RENDANG)

Sesungguhnya apa yang ada di dunia ini adalah tiada, akan menjadi ada jika yang menyebutnya ada (Michael-Julian). Motto tersebut mengingatkan pada kita semua bahwa manusia sebagai mahkluk hidup paling sempurna diantara ciptaan Tuhan lainnya sudah sepatutnya untuk berbuat kebajikan, sebab apapun yang kita lakukan semuanya akan kembali kepada-Nya (Tuhan). Jangan pernah beranggap sebagai mahkluk sempurna selamanya, karena semua itu ada batasnya. Sebagai mahkluk sempurna yang memiliki  kemampuan lebih (dalam berpikir, berbicara dan berbuat) hendaknya digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang baik benar yang sering disebut pramana. Pramana juga berarti cara belajar, yang dalam konsep Hindu ada tiga cara belajar  untuk mendapatkan pengetahuan sehingga dapat mengerjakan sesuatu dengan baik dan sukses yaitu berpikir (anumana pramana), melihat (praktyaksa pramana) dan berbuat (sabda pramana). 
Hal penting yang harus disiapkan dalam menjawab soal Ujian Nasioanl, tidak bisa  terlepas dari konsep Hindu (Tripramana) yaitu :
A. Berpikir (Anumana Pramana)
Pengetahun yang diperoleh dengan akal pikiran memerlukan sesuatu yang berbeda antara subyek dan obyek atau sasaran yang diamati. Sangat mustahil akan menghasilkan sesuatu tanpa melalui pemikiran. Demikian juga saat menjawab soal harus memperhatikan :
  1. Belajar dan berpikir dari sekarang,
  2. Tenang  dan percaya diri,
  3. Preview soal-soal terdahulu.
  4. Periksa ulang jawaban anda.
  5. Analisis hasil pekerjaan anda.
B. Melihat (Praktyaksa Pramana)
      Pengamatan memberikan pengetahuan tentang sasaran yang diamati menururt ketentuan yang menjadi pusat perhatian. Pengetahuan itu dimungkinkan karena adanya hubungan diantara panca indra. Dalam menjawab soal ujian hendaknya  :
  1. Perhatikan tempat duduk.
  2. Perhatikan tata tertib ujian.
  3. Lihat dan baca  soal dengan seksama.
C. Berbuat (Sabda Pramana).
Melalui pemahaman makna kata-kata sampai pada pengetahuan verbal terhadap apa yang dikerjakan, maka dalam menjawab soal ujian hendaknya :
1.      Datang lebih awal dari waktu mulai mengerjakan soal.
2.      Jangan  membawa buku pelajaran, kalkulator
3.      Kerjakan soal dari yang paling mudah
4.       Karena soal pilihan ganda, yakinkan bahwa dari kelima pilihan pastikan satu diantaranya benar.
5.      Rapikan pekerjaan. Sisakan waktu 5 menit untuk merapikan hasil pekerjaan anda,
Demikian beberapa trik dan tips menjawab soal ujian dengan konsep Hindu (Tripramana), semoga apa yang menjadi harapan anda sebagai generasi milik masa depan berhasil dan sukses.
Ingat, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda namun jangan pernah menjadi orang yang selalu gagal, sebab peluang hanya datang sekali, dan yang keduakalinya tidak akan sama dengan yang pertama. Untuk itu jangan tanyakan kegagalan  pada dirimu, tapi tunjukkan keberhasilan untuk dirimu. Keberhasilan dan kegagalan adalah dualisme yang tidak pernah bisa di pisahkan dan selalu ada disetiap kehidupan.
Jika keberhasilan (lulus ujian) mengiringi langkah anda janganlah berbangga hati, terlena dan mabuk karena keberhasilan, didepan jalan masih panjang yang banyak batu sanjungan dan krikil tajam menghadang. Demikian sebaliknya jika kegagalan (tidak lulus ujian) mendampingi langkah anda, janganlah menyesal sebab dibelakang masih banyak yang harus dibenahi,  dikerjakan, dipelajari untuk dibawa kedepan yang lebih baik.

“SELAMAT MENERAPKAN DAN SMOGA SUKSES”

Mengais Rupiah dari Umbi Gadung Yang Beracun

Latar Belakang
Era global membawa masyarakat menjadi bingung terhadap kemajuan teknologi apalagi kebijakan yang diambil pemerintah terhadap pendidikan gratis tidak membuat masyarakat lepas dari krisis multidimensi terutama kecukupan kebutuhan hidup (sembako).

Umbi gadung (Dioscorea hispida) merupakan umbi-umbian liar (hutan) yang tidak pernah dijamah manusia, karena mengandung racun yaitu asam zianida (HCN).  Umbi gadung bagaikan buah simalakama artinya jika langsung dikonsumsi akan mati, jika tidak dikonsumsi juga akan mati. Artinya bahwa untuk mengimbangi kebutuhan hidup diera krisis saat ini, umbi gadung  mulai dilirik karena  semakin ketatnya persaingan hidup untuk memenuhi kebutuhan pangan.  Jika pengolahan umbi gadung tidak benar dan kadungan racun masih tetap ada didalamnya, maka yang mengkonsumsinya akan keracunan bahkan sampai menimbulkan kematian. Sebaliknya jika tidak mau mengolah umbi gadung (takut akan keracunan) maka kita akan mati karena kelaparan. Untuk itu perlu metode  pengolahan umbi gadung agar bebas dari kandungan HCN (asam zianida).

Agar umbi gadung dapat dikonsumsi, maka kandungan racun (HCN) harus dijinakkan melalui perendaman dengan abu dapur.  Tujuannya untuk menetralkan HCN yang dikandungnya dengan larutan abu dapur yang mengandung NaOH (natriun hidroksida)

Umbi  Gadung  saat  di  potong
Masuk Pinalis, CSF 
Lebih Lanjut, lihat email : ramgusti@yahoo.com

Rabu, 17 November 2010

Komitmen pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), untuk menjadikan Ujian Nasional (UN) lebih berkualitas tidak main-main. Hal ini dibuktikan dengan terus disempurnakannya sistem penyelenggaraan dan ditingkatkannya standar kelulusan UN. Menarik, jika kita membaca (Kompas, edisi 20 Maret 2010) yang memberitakan bahwa penyelenggaraan ujian nasional tingkat SMA/SMK/MA, yang mulai berlangsung 22 Maret ini diawasi ketat untuk menjamin kredibilitasnya. Penulis berpendapat, tampak pemerintah memang berkomitmen untuk mensukseskan pelaksanaan Unas tahun ini.

Menurut Mendiknas, Muhammad Nuh menjelaskan bahwa UN tahun ini harus terselenggara dengan hasil yang kredibel. Untuk mencapai kredibilitas UN, maka ada tiga hal, yaitu:kualitas soal harus mencerminkan kedalaman dan memperhatikan diversifikasi kualitas, kualitas penyelenggaran dengan menjamin adanya keamanan dalam penggandaan, distribusi pelaksanaan ujian dan kualitas evaluasi hasil dan tindak lanjut untuk perbaikan.  Di atas hal ini maka yang paling mendasar adalah bagaimana moralitas para pelaku UN, baik guru, orang tua, pejabat dan juga masyarakat secara umum. Pak Menteri dengan sangat meminta kepada para rektor agar membantu pelaksanaan UN dengan cara pengawasan yang ketat sehingga akan didapatkan hasil UN yang kredibel.

Ada sesuatu yang berubah pada UN sekarang. Persyaratan kelulusan ditentukan oleh empat hal, yaitu: menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai baik untuk kelompok mata pelajaran akhlak mulia, lulus ujian sekolah dan lulus ujian nasional. Sedangkan secara kuantitatif seorang siswa dinyatakan lulus apabila: memiliki rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran  dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya, dan khusus untuk SMK nilai ujian praktik kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung nilai rata-rata UN.

Berdasarkan catatan notebook saya, Depdiknas juga sudah menentukan jadwal Unas untuk SMA/MA, yaitu UN Utama dimulai tanggal 22 Maret 2010. kemudian ujian susulan dimulai tanggal 29 Maret 2010. lalu ujian ulangan dimulai tanggal 10 Mei 2010. untuk UN utama SMP/MTs  akan dilaksanakan tanggal 29 Maret 2010, ujian susulan tanggal 5 April 2010 dan ujian ulangan tanggal 17 Mei 2010. Sedangkan untuk SMALB UN Utama akan dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2010, UN susulan tanggal 29 Maret 2010 dan ujian ulangan tanggal 10 Mei 2010. lalu untuk SMK, maka UN utama akan dilaksanakan 22 Maret 2010, ujian susulan tanggal 29 Maret 2010 dan ujian ulangan tanggal 10 Mei 2010.

Nah, untuk mensukseskan pelaksanaan Unas tahun ini memang dibutuhkan kerjasama serta sinergi yang kuat antara pemerintah, pihak sekolah, perguruan tinggi, serta segenap elemen masyarakat. Yang paling penting di sini ialah soal kejujuran yang menjadi dasar keberhasilan dari Unas ini. Mengapa? Agar tidak lagi terjadi kecurangan, seperti tahun-tahun sebelumnya. Penyadaran dan penegasan akan luhurnya keutamaan, dalam hal ini kejujuran, harus dilatihkan sebelum dilaksanakannya ujian itu sendiri. Kejujuran harus dilatihkan semenjak seseorang masuk ke dalam dunia pendidikan.

Mungkin atau lebih simpelnya, begini jika UN-nya benar-benar diusahakan hasilnya lebih kredibel adalah perlunya penegasan yang lebih ketat kepada para ketua penyelenggara UN, yaitu kepala sekolah (dan gurunya). Secara tegas dan jelas harus disampaikan bahwa ketua penyelenggara di tingkat satuan pendidikan dilarang menyampaikan hal berikut kepada para pengawas silang yang berasal dari lain sekolah pada saat memberikan pengarahan, yang biasa dilakukan sehari menjelang pelaksanaan UN, yakni minta tolong kepada para pengawas di sekolahnya agar menganggap para peserta UN sebagai anak mereka sendiri; permintaan agar para pengawas duduk saja di tempat yang disediakan sambil membaca koran yang akan disediakan serta tidak dianjurkan jalan keliling ruangan supaya tidak mengganggu konsentrasi peserta ujian; meminta para pengawas agar jangan bersikap tegas atau kaku terhadap peserta ujian; meminta agar para pengawas memohon izin terlebih dahulu kepada kepala sekolah sebelum menuliskan ketidakberesan pelaksanaan UN pada lembar berita acara yang tersedia dan permintaan lain yang serupa.

Larangan tegas atas hal-hal tersebut itulah yang sebenarnya dapat menjadi jaminan bahwa para pengawas atau tim pemantau independen dari luar lembaga pendidikan dasar-menengah bisa membantu suksesnya pelaksanaan Unas tahun 2010 ini.

Memang jika kita menoleh ke belakang, ada dua penyebab utama terjadinya berbagai macam penyimpangan dalam pelaksanaan UN. Pertama adalah masalah moral, kedua adalah system pengawasan/controlling yang lemah. Mendiknas dalam beberapa kesempatan, saat berbicara tentang UN, kerap menyatakan bahwa UN adalah ujian kejujuran. Tentu, ini sangat tepat bila memandang UN dalam perspektif moral. Bila memandang UN dalam perspektif administrasi negara, UN adalah ujian atas kinerja pengawasan pendidikan. Sebaik apa pun POS yang sudah ditetapkan, bila tidak disertai dengan pengawasan yang memadai dalam setiap prosesnya, itu akan berpotensi melahirkan kecurangan. Pengawasan yang lemah akan menciptakan kesempatan/peluang oknum untuk melakukan kecurangan.

Kita semua berharap, tahun ini pelaksanaan Unas memang menjadi tanggung jawab kita bersama. Suksesnya pelaksanaan Unas tersebut akan menciptakan harapan baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Bila saja elemen-elemen pengawasan tersebut diberdayakan dan disinergikan untuk mengawal UN maka akan tercipta tim besar pengawasan pendidikan dan akan mempercepat proses tercipta UN yang objektif, berkeadilan, dan akuntabel. Mari kita sukseskan Ujian Nasional 2010!